Sebait tentang Rindu

by - 3:45:00 AM

Kata perkata tak lagi mampu ku satukan dalam untaian bait penuh syahdu begitu raga dan jiwa ini sepenuhnya telah terbaur dalam kehangatan berbanjir kasih. 

Pelukan erat yang begitu menghangatkanpun tak terbandingkan dengan baluran rasa cinta penuh ketulusan yang terberi.

Termenung dalam jejak kaki yang berjalan diatas rel, 
menghitungkan jerih dan kepayahan hati yang hanya mampu merindu tapi tak pernah terbalas rindu.

Kejernihan pemikiran lambat laun terasa padam,
pandangan mengabur,
langkah tergopoh-gopoh menutup segala rindu, rindu kemayu...

Teriakan kelelahan sudah terasa lelah dilakukan dengan keadaan tenggorokan yang semakin kesini semakin mengering.

Tak ada air, 
Tak ada cahaya,
Tak ada setitik udara...
dan kumohon seseorang siapapun disana,
temukan aku!"

Terisak-isak tandaku tak mampu lagi bertahan dalam jangka panjang, isyarat nafas yang sudah diujung tenggorokanpun semakin menyeruak.
Gelap, Sesak, Payah...

Kafan, bening putih kusiapkan sendiri,
keputus-asaan membuat raga yang hidup terasa mati.

Aku jengah Tuhan...
 teriakku semakin menyeruak tanda kepayahan

Bila memang esok aku harus mati, maka matikan aku dalam keadaan yang jauh dari kata derita, bukan mati dalam keadaan payah dan putus asa yang menjuntai seperti ini. 
Aku hanya ingin rindu ini terpenuhi...
Rindu yang tak satu orangpun tahu,
Rindu yang mematikan siapapun yang merasakan,
Mungkin memang aku adalah korban dari rindu yang mematikan selanjutnya...
 
Tangan ini mulai terasa bersawang 
berjalan seorang diri
Menopang berat kasih seorang diri...
Kau tak pernah hadir, Sayang...
Kemanakah Engkau...
Katakan bila kau merindukanku juga sebelum aku benar-benar mati ditelan rindu.
Aku bersungguh-sungguh, Sayang...
Buatlah rindu ini rindu yang jauh dari ketersia-siaan.

Aku disini menunggumu, hingga lilin-lilin setia yang menemani memadam sepi.

Aku tunggu, Duhai Sayangku...

You May Also Like

0 comment

Instagram