Pengalaman Pertama Menyusui

by - 1:02:00 AM


Assalamu'alaikum Mommies,

Long time no see yaa... ternyata menjadi mommy baru cukup banyak menyita segalanya, baik waktu, tenaga juga termasuk urusan tulis-menulis ini. Namun, aku sangat menikmati peran ini loh mommies, bahkan aku masih tidak percaya kalau sekarang aku sudah melahirkan seorang bayi laki-laki yang lucu.

Menyandang predikat sebagai seorang Mommy merupakan anugerah terbesar yang Allah berikan dalam hidupku. Semenjak pertama kali aku tahu bahwa aku telah mengandung, lalu perutku perlahan mulai membesar hingga merasakan mabuk yang luar biasa saat selesai makan atau sekedar hanya menghirup aroma masakan yang terbilang tajam. Sedikit merasa payah namun sangat indah bila diingat-ingat kembali. Perjalanan sembilan bulan akan terus terngiang dalam ingatan, mungkin hingga anakku kelak juga telah memiliki anak hehehe. 

Setelah merasakan kenikmatan mengandung si calon bayi selama sembilan bulan, tentu perjuangan belum bisa dikatakan usai karena ada tantangan baru sebagai seorang Mommy yang harus aku jalani, yakni menyusui. Menyusui bayi itu tidak semudah kedengarannya moms, karena akupun merasakan hari-hari awal yang sulit. Asiku tidak keluar, kalaupun keluar itupun hanya beberapa tetes tapi aku sangat bahagia. Di hari pertama melahirkan, aku hanya bersama bayiku saat proses IMD (Inisiasi Menyusui Dini), setelah itu suster membawanya ke kamar bayi untuk perawatan sembari memberikan aku ruang untuk proses pemulihan pasca melahirkan. 

Esok paginya, aku sudah diperbolehkan bersama dengan bayiku untuk kemudian aku susui satu jam sekali per-PD. Suster mulai mengajariku bagaimana cara menyusui dengan benar juga memberikanku pijat laktasi agar ASIku keluar. Suster mengajarkan agar sering-sering mengompres put*ng dengan air hangat kemudian pencet-pencet bagian put*ngnya supaya cairannya keluar. Rasanya luar biasa sakit sekali, tapi tetap harus  aku lakukan agar bisa sesegera mungkin menyusui. Awalnya bayiku terlihat sangat anteng dan sulit sekali dibangunkan untuk menyusu, bahkan sampai dikelitik-kelitik bagian telapak kakinya, ia masih saja tertidur. Beberapa jam ia masih saja asik tertidur hingga suster terus memintaku untuk membuat bayiku terbangun dan menyusu. Saat bayiku berhasil bangun, akupun segera menyusuinya dan ia pun mulai menghisapnya perlahan-lahan dan semakin kuat. Saat itu PDku terasa sangat sakit sekali namun aku harus bisa menahannya agar ASIku segera keluar, karena seperti yang pernah aku dengar air liur bayi memiliki zat yang dapat merangsang ASI keluar.

Malam haripun tiba, problema dan drama pun bertambah, bayiku menangis terus-menerus padahal aku sudah susui sesuai anjuran suster. Kepanikan mulai merambah, rasanya kepalaku ingin pecah, punggungku terasa patah, suamiku ikut panik, ia berkali-kali memanggil suster untuk bertanya mengapa bayi kami menangis terus-menerus padahal sudah disusui. Suster hanya menjawab dengan santai, "Memang seperti itu Pak, Bu, susui saja terus, gapapa kok." Aku dan suami hanya dapat menghela nafas masih dalam kondisi sangat kebingungan hingga sempat terlintas dalam benak kami, apakah bayi kami harus dibelikan susu formula? aku hanya terpaku pasrah sambil menahan sakit put*ng dan punggung karena seharian suntuk menyusui. Suamiku melihatku dan bayi kami dengan iba, hingga ia sekali lagi memanggil suster untuk dimintai pendapatnya untuk diberikan susu formula agar bayi kami tidak menangis terus-menerus dan suster dengan sabarnya menjelaskan, bila bayi menangis seperti ini adalah kondisi yang normal jadi kami hanya dimintai untuk tetap tenang dan berusaha terus susui bayi agar ASI semakin keluar.

Malam itu, kebetulan aku ditemani oleh ibuku untuk bergantian dengan suamiku menemaniku menyusui bayi. Sebab ini moment pertama juga bagi aku dan suami memiliki seorang bayi. 

Semua rasa sakit bersatu padu menjadi satu saat itu hingga rasanya lupa bagian apa yang paling membuatku mengernyitkan dahi. Sedari proses awal melahirkan, rasa jarum infus, jarum bius, rasa setelah biusan menghilang sampai proses menyusui. Semua paket lengkap pokoknya mommies.

Aku juga sempat merasakan lecet pada put*ng yang mungkin dikarenakan kesalahan pada saat pelekatan awal mulut bayi dengan put*ng. Untungnya saat itu aku sudah menyiapkan cream khusus untuk put*ng sehingga lecet tak berlangsung lama. 

Setelah 3 hari berlalu dan terus-menerus berjuang menyusui, akhirnya perlahan ASIkupun keluar dan jumlahnya bisa dikatakan lumayan walau tidak banyak. Aku juga mulai menabung ASIP  dengan cara memerahnya seusai menyusui demi menjaga produksi ASIku agar tetap stabil. 

Beginilah kurang lebih pengalaman pertamaku dalam proses menyusui, tetap semangat ya mommies, selalu yakin jika kita bisa dan percayakan semua pada sang Pencipta, Insha Allah bisa!

Semangat mommies!


You May Also Like

0 comment

Instagram